Kenaikan BBM yang dilakukan pemerintah beberapa waktu lalu diiringi
dengan adanya program yang dilakukan pemerintah yaitu BLSM ( Bantuan
Langsung Tunai Sementara) adalah kebijakan baru yang diambil pemerintah
sebagai pengganti dari pengurangan RAPBN terhadap subsidi BBM yang
dinilai kurang tepat sasaran. Tapi jika kita lihat bersama pembagian
bantuan melalui BLSM ini pun juga belum sepenuhnya tepat sasaran. Karena
masih ada disalah satu wilayah kecamatan yang salah seorang warganya
yang terlihat menggunakan Blackberry, suatu merek smartphone ikut juga
dalam pembagian BLSM. Sedangkan dilain tempat warga yang seharusnya
mendapatkan hak BLSM tersebut justru tidak mendapatkan apa-apa. Kita
berharap semoga sistem pembagain BLSM ini bisa diperbaiki dan bisa
sepenuhnya tepat sasaran.
Pembagian BLSM yang besarnya lebih kurang sekitar Rp 300.000,00 ini
mengundang pendapat dari berbagai pihak. Tak sedikit pihak yang
menyatakan bahwa kebijakan BLSM ini sebagai isu untuk menutupi kenaikan
harga yang kita ketahui bersama bahwa pengambilan kebijakan kenaikan BBM
inipun disaat mendekati bulan Ramadhan yang notabene harga - harga
sembako pun naik menjelang bulan ini. Selain itu anggapan bahwa BLSM
adalah upaya atau trik politik yang dilakukan oleh parpol yang berkuasa.
Pendapat atau anggapan ini pun tidak dapat disalahkan melihat citra
partai Demokrat selaku partai yang berkuasa ini sedang memburuk. Dan
ditambah sebentar lagi akan memasuki pemilu 2014. Mereka yang
beranggapan bahwa BLSM ini adalah trik politik berdalih ini semua adalah
untuk mengangkat citra partai Demokrat yang sedang anjlok. Mendengar
asumsi ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga selaku Ketua Umum
Partai Demokrat memberikan komentar bahwa negara lain pun ikut
menggunakan kebijakan layaknya BLSM tersebut. Beliau menyatakan bahwa
kebijakan BLSM ini dilakukan dengan niat tulus pemerintah untuk membantu
mengurangi kemiskinan. Dan beliau beranggapan bahwa masyarakat
Indonesia sudah semakin cerdas dan bernalar sehingga akan mengetahui
jika ada yang bermain politik seperti itu.
0 komentar:
Posting Komentar