Perancang Tucuxi, Danet Suryatama adalah jebolan ITS
yang kemudian bersekolah lagi di Michigan, AS. Dia pernah bekerja selama 10
tahun di perusahaan mobil terkenal di Amerika yakni Chrysler. Menurut Danet,
nama Tuxuci diambil dari nama ikan lumba lumba yang langka dari Amerika. “Ya
bisa juga diartikan 'Tuku sih', yang dalam bahasa Jawa artinya 'beli dong'.”
Electric car ini memiliki desain bodi yang unik dan terlihat
sporty. Dilengkapi tampilan ban profil tipis dan lebar plus velg lebar
khas sebuah sports car. Memiliki buritan yang sama persis dengan desain bumper
depan, seakan-akan mobil simetris (depan-belakang).
Mobil dengan estimasi prospek penjualan seharga Rp 1, 5
miliar ini merupakan kendaraan listrik level atas. Pasalnya dilihat dari
beberapa sedikit spesifikasi Tucuxi, kecepatan lajunya mencapai kurang lebih
200 km/h.
Fenomena yang muncul dan terdengar ganjal adalah ketika
sebelum dan sesudah mobil listrik ini jadi, banyak orang bahkan media berita
menyebutnya dengan nama Ferrari dan Bugatti Veyron.
Ketika Tucuxi disebut dengan nama Buggati bahkan Ferrari, menjadikan hal yang aneh. Apalagi ketika kita membandingkan Tucuxi dengan kedua model mobil sport tersebut. Pasalnya hanya segelintir kesamaan saja yang ada pada Tucuxi. Mungkin salah satunya adalah warna merah yang identik dengan Ferrari, sedangkan Buggati mungkin dari segi grill atau sedikit aspek bodi (sedikit elips).
Faktanya selama ini Ferrari tidak pernah menciptakan mobil modern (sport car) dengan desain bodi yang gemuk (elips). Hal ini dikarenakan mobil-mobil cepat mereka sangat mempertimbangkan aspek aerodinamika guna menunjang performa dan kesan spoty. Garis-garis tajam selalu melekat pada setiap mobil ciptaan Ferrari. Lantas apa hanya karena warna merah saja yang sama?
Ketika beralih ke Bugatti, tepatnya Veyron, memang Bugatti juga pernah memproduksi varian ini dengan warna merah, melengkapi versi warna putih. Desain grill Bugatti lebih berbentuk setengah lingkaran, sedangkan Tucuxi berbentuk segitiga. Desain bumper depan dan belakang meruncing, tidak nampak sebuah kesimetrisan, lain halnya yang ada pada Tucuxi yang simetris (bulat). Lantas apa yang membuat Tucuxi mendapat sebutan Bugatti?Sebenarnya ada mobil Jepang yang secara fakta memiliki detail
desain yang punya kesamaan lebih banyak dibanding dengan Ferrari dan Bugatti.
Mobil konsep ini adalah Lexus 2054 dalam film futuristik 'Minority Report' yang
dibintangi Tom Cruise pada tahun 2002.
Mungkin bisa dikatakan bahwa sang kreator Tucuxi sebelumnya
sudah pernah melihat Lexus 2054 ini, sehingga menjadi referensi desainnya. Dari
segi desain bodi Tucuxi dan Lexus 2054 memiliki banyak kesamaan antara lain
bentuk Lexus 2054 juga elips (bulat), mengkurva, memiliki desain dan bahan atap
dari kaca dengan posisi bumper depan yang 'pesek'. Bedanya pada Lexus 2054
tidak nampak grill seperti pada Tucuxi.
Selain itu jika dilihat dari kaca pintu mobil juga sama-sama
berdesain lebar dan mengerucut (meruncing) ke belakang, berbeda dengan mobil
pada umumnya. Penempatan kaca spion juga jika diperhatikan sama persis,
bentuknya pun bisa dikatakan sama persis dengan desain ramping dan runcing.
Belum lagi desain pintu yang sama-sama meniru teknologi pintu ala Lamborghini
(bukaan pintu ke atas).
Jika tidak percaya, maka anda bisa membandingkan sendiri bentuk fisik mobi Tucuxi dan Lexus 2054 berikut.
TUCUXI
LEXUS 2054
Masalah sebutan memang hal yang sepele, namun penjelasan
fakta-fakta yang ada akan lebih penting daripada hanya sebuah sebutan yang
asal-asalan. Alangkah lebih lagi jika kita menyebutnya dengan nama
Tucuxi, mengingat sudah menjadi nama sesungguhnya.
Dikutip
wikipedia, Lexus 2054 sendiri merupakan salah satu mobil konsep yang diminta
sutradara Steven Spielberg kepada Lexus untuk dipasang di filmnya Minority
Report.
sumber :
http://www.mobillaku.com/berita/infotomotif/read/2013/01/10/1039/tucuxi-mirip-lexus-2054
http://www.mobillaku.com/berita/infotomotif/read/2013/01/10/1039/tucuxi-mirip-lexus-2054